Laman

Selamat Datang Pembaca Yang Budiman

Silakan Tinggalkan Pesan Ataupun Tanggapan Anda di Kolom Komentar, Terimakash.
https://twitter.com/togitampu

Minggu, 24 April 2011

Instinct Menghindari Saya Dari Serangan Anggota GAM.

          Awal Januari 2004 di PT.MGI TH Plantation, Saya harus cepat2 pulang dari cuti  Natal dan Tahun Baru, karena tugas dan tanggung jawab yang saya emban. Saya dan Manager saat itu sama-sama cuti, maka dari itu sayalah yang harus mengalah  mempersingkat waktu cuti demi kelancaran operasianal di Departemen ( Estate ) yang kami tanggung jawabi. Saat itu saya menjabat sebagai Kepala Kebun / Askep dan membawahi 5 orang staff, 3 Asisiten Devisi, 1 Accounting dan 1 Kasi Tanaman. serta 300 orang karyawan biasa ( Non Staff ). 
          Setiap bulannya saya dan manager yang paling bertanggung jawab dalam pengambilan gaji dari Kantor Wilayah yang nantinya akan kami teruskan kepada Asisten, Accounting , Kasi tanaman dan selanjutnya akan di bagikan kepada semua karyawan. 
          Setelah tiba hari H nya, tepatnya waktu itu hari Jum'at saya harus berangkat ke kantor wilayah untuk mengambil uang. Saya berangkat dari rumah sekitar pukul 13.wib menuju Dermaga dan Pos pengamanan. Dermaga adalah merupakan pelabuhan kecil di lokasi saya bekerja, dimana kami lebih dominan menggunakan transportasi air melalui saluaran Irigasi Kanal Utama ( KUT ) dalam melakukan operasianal lapangan . Di dermaga Danpos ( Komandan Pos ) sudah siap melakukan pengawalan, sementara TIMSUS ( Team Khusus, dan mantan Kopassus ) yang merupakan  Jasa Security degan sistem kontrak sudah berangkat terlebih dahulu pagi hari melakukan pengawalan ke BANK lengkap dengan Senjata Laras Panjang. 
          Entah kenapa setelah berada di dermaga, tiba-tiba badan saya merasa lemas tak berdaya, saya paksakan bangkit berdiri pun tidak bisa. Saya coba berpegangan kepada security yang bertugas disitu, akhirnya saya bisa berdiri tapi seluruh badan saya gemetaran. Saya merasa aneh dengan keadaan itu, sebab sehari-harinya badan saya selalu sehat bugar dan tegap di tambah tubuh saya yang gempal. Kemudian saya ambil posisi duduk kembali dan sejenak berpikir ada apa dengan semua ini, kenapa bisa begini. Apakah ini disebabkan maut BONO yang hampir merenggut nyawaku saat perjalanan pulang Cuti?, tidak, tidak mungkin, walau baru seminggu lebih tapi saya sudah bisa mengatasi dan melupakan peristiwa itu. Setelah menunggu kira-kira setengah jam, keadaan saya tetap tidak membaik, kemudian saya memutuskan untuk tidak berangkat dan  harus diwakilkan oleh Asisten. Lantas saya menyuruh security memangil ke 3 orang Asisten, tidak lama kemudian mereka pun sampai dan selanjutnya saya jelaskan maksud dan tujuan mereka di panggil. Awalnya Asisten saya keberatan, karena sesuai prosedur Asisten belum bisa diberi kewenangan ke Kantor Wilayah dalam pengambilan uang gaji karyawan. Tetapi setelah melalui perundingan yang alot dan menghubungi kantor wilayah akhirnya kami sepakat, dua orang Asisten  berangkat bernama : Bpk Zulkifli Khairuddin dan Bpk Osparta Saputra, satu orang bernama Bpk Dedy Tanjung tinggal bersama saya.
          Saat hendak mau berangkat, Speed Boad yang sudah disiapkan ngadat dan membutuhkan waktu setengah jam memperbaikan. Setelah mereka meluncur ( kedua Asisten dan satu Danpos ), saya masih duduk beberapa saat di dermaga dan membuka obrolan bersama Bpk Dedy dan Security yang bertugas disitu. Aneh Bin Azaib, tanpa saya sadari di sela-sela perbicangan, saya sudah berdiri, dengan spontan saya berkata " Bah...koq rasa lemas yang saya alami tadi sudah hilang ? ".Dan tidak lama kemudian sayapun kembali kerumah sambil menunggu ke datangan Uang Gaji Karyawan.
          Setiba di rumah saya nonton Televisi, tetapi tidak bisa konsen, pikiran saya selalu gelisah. Untuk menghilangkan kegelisahan, beberapa kali saya menghubungi Pos Jaga melalui Handy Talki  ( HT ) sekedar menanayakan keadaan situasi lingkungan aman apa tidak. Walau jawaban security aman dan terkendali tetapi dihati saya seperti ada yang mengganjal, tidak biasanya seperti ini. Sekitar dua jam berada di rumah dan selama itu juga merasa gelisah dan akhirnya saya memutuskan untuk mendatangi Pos Jaga dan menunggu Uang Gaji disana. Beberapa waktu saya berada di pos jaga namun rasa gelisah tetap menghantui dan kemudian saya kembali kerumah dan duduk di teras belakang. 
           Sekitar Pukul 18.00 wib tiba-tiba saja seorang karyawan menyamperi saya sambil berteriak, " Pak....ada rampok....ada rampok.....Uang Gaji di rampok ". seketika itu saya lansung tancap gas dengan Sepeda Motor Suzuki TS125 menuju Dermaga, Astaga....... benar adanya, rombongan pengambil Uang Gaji pucat pasi sudah wajahnya, speed boad sudah kemasukan air akibat bocor oleh terjangan peluru, Jari tangan Timsus ( Bpk Mehdi asal Jambi ) terluka kena mesiu dan Senjata Laras Panjang yang dipegangnya juga kena peluru saat membalas tembakan. Bersyukur tidak satupun peluru yang mengenai tubuh mereka dan Uang Gaji tidak berhasil dibawa perampok.
          Seketika itu saya mengambil tindakan, Malam ini juga Gaji harus dibagikan ke karyawan kalau tidak Perampok akan menyerang Ruang Kantor ( Brankas Tempat Penimpanan Uang ), dan Mandor Satu ( di PT.MGI disebut CONDUCTOR ) menggantikan posisi Asisten menerima dan membagikan Uang Gaji, sementara Security dan semua mandor menjadi pagar betis di sekeliling dermaga untuk antisipasi bilamana ada penyerangan kembali oleh perampok. Selanjutnya saya meminta bantuan ke Kantor Wilayah ( GM ) dan ke Estate Manager lain untuk mengirimkan TIMSUS guna melakukan pengejaran malam itu.
          Sementara pembagian gaji sudah mulai berjalan, rombongan pengambil gaji juga mulai menceritakan krolologi perampokan tersebut. Mendengar kronologi itu secara logika dan berpikir Rasional mereka tidak mungkin lolos dari maut, tapi karena Tuhan masih Memihak dan melindungi mereka, Puji Tuhan....rombongan pengambil gaji bisa selamat bahkan tidak terluka sedikitpun kecuali Jari Telujuk Timsus Bpk Mehdi, itupun karena terkena Mesiu.
          Penggajian malam itupun berjalan aman dan tertib, serta lebih cepat dari biasanya. Sementara itu Timsus dan Security dari wilayah serta dari Estate lain sudah berdatangan, dan melakukan pengejaran walau hasilnya nihil. Besok paginya pengejaran kembali dilakukan dengan menyebar kebeberapa titik. Sebelum menyebar kami terlebih dahulu ke TKP, setiba di TKP bukan main kagetnya, kami menemukan SLONGSONG PELURU BRAND AK47 sebanyak 97 butir. Berdasarkan temuan dan olah  TKP, kami mengambil kesimpulan bahwa pelaku adalah perampok profesional, dan Komandan Timsus bisa memastikan sejata jenis itu adalah milik GAM. 
          Step by step kami mulai mengembangkan penyelidikan dan mencari informasi sebanyak mungkin. Langkah pertama saya adalah mengharuskan karyawan asli orang ( suku ) Aceh untuk di introgasi oleh Timsus. Sebab saat itu karyawan di lokasi kerja saya Orang Aceh asli lumayan banyak berkisar 25 orang yang tersebar di Tiga Afdeling ( Divisi ). Benar saja.....Setelah berbagai macam proses akhirnya terkuak bahwasanya mereka ( Orang Aceh Yang Bekerja Dilokasi Saya ) adalah anggota GAM, mereka sengaja di susupkan dengan menyamar sebagai karyawan untuk memata-matai perusahaan agar lebih mudah melakukan aksinya ( Merampok ). Bahkan salah satu dari mereka ada yang berpangkat PANGLIMA SAGO, bernama FERY yang saat itu mengambil status cuti kerja selama 7 hari. Dan pada saat aksi penembakan Fery inilah yang memegang senjata Brand AK47 dan pengatur strategi serangan. Sedangkan penyandang dana adalah bernama EDY yang saat itu punya warung sembako ( Punya surat izin dari perusahaan membuka warung sembako )
          Saat yang bersamaan ( saat introgasi ) Timsus yang melakukan pengejaran terjadi baku tembak di hutan, namun tidak berhasil menangkap GAM. Selama tiga hari pengejaran di hutan siang dan malam tidak juga membuahkan hasil. Saya pun melakukan koordinasi dengan mengontak pihak Kepolisian di Pangkalan Kerinci sebab dugaan saya mereka ( GAM ) sudah melarikan diri kesana. Dan akhirnya setelah Tujuh Hari anggota GAM tersebut tetangkap EMPAT ORANG di SIMPANG LANGGAM - Pangkalan Kerinci Kab. Palalawan tepatnya di sebuah warung dengan kondisi kelaparan. Setelah tertangkap ( MASUK BERITA di TPI/MNSC dan INDOSIAR ) anggota GAM tersebut diserahklan ke Kepolisian Pekanbaru. Dan berita yang saya dengar saat itu sebelumnya Tiga Orang dari mereka ber Empat sebelumnya telah berhasil merampok POM BENSIN di JAMBI.
          Sementara semua anggota GAM yang menyusup sebagai karyawan, kami serahkan ke Polsek Sei Guntung-Kabupaten INHIL. Lumayan melelahkan saat itu, namun permasalahan tidak cukup sampai disitu, karyawan menjadi takut kerja dilapangan selama beberapa hari, jika tidak di kawal security. Hmmmm.......kerjaan tambahan Coy!. 
Dan Bpk Zulkifli Khairuddin dan Osparta Saputra mengalami trauma berat, selama sebulan selalu di hantui ketakutan, setiap hari kerja harus didampingi security supaya merasa aman dan malam hari harus selalu ada yang berjaga disekitar kediamannya minimal Dua orang. Alhasil.....setelah memasuki bulan kedua rasa trauma Bpk Zulkifli dan Bpk Osparta pelahan mulai pulih. Dan sekarang Bpk Zulkifli Khairuddin sudah menjabat sebagai ESTATE MANAGER ( saat kejadian perampokan dulu masih Asisiten ( bawahan ) saya  di Perusahaan yang sama PT.MGI TH.Plantation, sedangkan Bpk. Osparta Saputra memilih keluar dan menjadi Pengusaha Sawit, dan Bpk. Dedy Tanjung sudah menjabat Kepala Kebun/Askep di Kalimantan.
          Dari pihak perusahaan yang di wakili Bpk GM. memberikan penghargaan berupa Jam Tangan kepada Bpk. Zulkifli dan Bpk. Osparta. Hingga sekarang saya masih saling kontak dengan Bpk Zulkifli melalui jejaring sosial, sementara dengan Bpk. Osparta belakangan ini sudah kehilangan kontak.
          Saya menulis kisah nyata ini karena saya sadar betul akan KEKUATAN dan KASIH TUHAN, 
Dan saya mencoba ber andai-andai........................................................................!
Andai waktu itu saya tidak punya Instnct, tentu saya akan berangkat............???
Andai waktu itu saya yang berangkat.................................................................???
          
          
          
           
          
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar